Ueda, ayo kita adu kekuatan. Siapa yang paling kuat, dia yang menang. Si pemenang bisa tertawa di akhir acara kita. Bisa mengejek sepuas hati kepada si kalah. Kita ini sekarang sedang bertarung, siapa yang paling kuat menahan perasaan, dia yang menang.
Aku menang Ueda, aku menang, kamu yang pertama mengisyaratkan rasa itu padaku. Dan itu berarti kamu kalah. Kalah beberapa langkah dari aku.
Dan aku menang, menang karena aku tidak akan dimusuhi sahabat-sahabat kita. Menang karena aku pintar menyembunyikan perasaanku, aku memenangkan semuanya, sahabat, rasa percaya, keluargaku, kuliahku, cita-citaku, dan kamu Ueda. Aku memenangkan pertandingan dalam diam kita.
Tapi hatiku terasa sakit ketika aku merasa bahwa aku menang atas segalanya. Tapi mataku basah saat merasa aku memiliki segalanya, kecuali kejujuran dan keberanian untuk mengungkapkan sesuatu.
Sakit diri ini saat menyadari bahwa rasa terkadang sulit untuk dikatakan. Terlalu berat untuk diberikan. Aku dan segala pertimbanganku, aku dan segala gengsiku, aku dan segala kekuranganku, dan ketidakjujuran ini walau sebenarnya aku memendam perasaan ini sampai dadaku hampir meledak setiap kali bertemu dengannya.
"wake up !!!" aku tersontak kaget, terbangun dengan rasa pegal yang sebegitu parah di tangan. Aku melihat Diandra yang tersenyum di sebelahku.
"menulis blog sampai malam lagi?" Diandra mengeryit tampak tak senang.
"eh iyah" sialan aku ketiduran dan lupa menutup halaman blog ku.
"masih menulis tentang Ueda lagi?" Diandra menarik nafas berat.
Aku dengan cepat men klik tanda silang merah di pojok kanan atas layar komputer. Dan halaman itu lenyap.
"Tidak perlu seperti itu Na, aku sudah baca semuanya, tulisan terbarumu yang mati2an kamu lock privat agar kami tak bisa membacanya, KOIBITO YO, hahahhahah itu Ueda khan, kamu mencintainya dan ohhh.... jangan bersikap seperti itu" Diandra melenguh melihat wajahku yang berubah pucat secara tiba-tiba.
"You have my mouth seal for this" Diandra tersenyum dan pergi, menoleh ketika sampai ke pintu kamarku "have a nice dream Hana", meninggalkan aku yang diliputi rasa takut yang teramat dalam, sanggupkah aku jauh dari Sasti, Jason, Noel dan Diandra, ataukah memang sebegini beratnya hanya untuk berusaha jujur bahwa kita mencintai seseorang yang tidak boleh kita cintai. Sanggupkah aku dekat dengan yang seseorang sedangkan yang lain tidak.
No comments:
Post a Comment