Perjalanan menuju apartemen. Taxi.
Di dalam perjalanan ini, baru kali ini aku merasa sangat tidak tertarik, sepi mulai terasa di dada, dan akupun teringat sebuah buku agenda besar dengan sampul rajutan warna kuning mentah. Ada sekitar tujuh foto keluargaku di sana, foto itu terakhir kali kumasukkan 2 bulan yang lalu seingatku, dan aku tak pernah memeriksanya lagi, yah mungkin terlalu sibuk dengan ujian masuk universitas dan berbincang hangat dengan Ueda. Perasaanku merebak, mengambilnya keluar dari dalam tas jinjing besar dan menemukan sesuatu.
Tiket ke Jermanku. Aku berteriak dalam hati. Gila, aku menyusahkan orangtuaku untuk membeli tiket lagi hanya untuk ingatanku yang parah.
Aku mengambilnya keluar dari dalam buku agenda. Melihatnya dengan pasrah. Gila...ini gila. Aku menuduh Ueda mengambilnya, Hah...ini sungguh gila. Aku menuduh sahabatku sendiri mencuri. Duh...aku menepuk dahiku. Dia pasti terpukul, dan orang yang memukulnya itu aku. Tapi untuk apa kemudian aku memikirkan perasaannya, sedangkan perasaanku sendiri tengah remuk sekarang. Well...the show must go on. Paling tidak itu menurutku.
No comments:
Post a Comment